BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinegara-negara yang sudah maju, pendidikan di pandang sebagai sarana utama untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Untuk beberapa masalah sosial untuk beberapa masalah tertentu. Kesejahteraan bangsa dibebankan kepundak sekolah dan universitas. Diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang. Kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan dan lain sebagainya. Namun masalah yang paling parah pada setiap sistem pendidikan yaitu kurangnya evaluasi yang efektif.
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah kearah perbaiklan, evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Singkatnya evaluasi telah diterima secara luas dalam pendidikan dan bidang-bidang lainnya yang relevan.
Paper ini membicarakan tentang pemahaman interaksi edukatif dari aspek evaluasi dan pengaruhnya terhadap pendidikan dan lebih dalam lagi membahas tentang pengertian evaluasi dan pembagian-pembagiannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah dalam rumusan masalah ini meliputi:
- Memahami pengertian evaluasi dalam belajar.
- Mengetahui objek dan subjek evaluasi
- Mengetahui ragam evaluasi dan ragam alat evaluasi
- Mengetahui jenis dan teknik dalam evaluasi belajar
- Memahami pengaruh evaluasi terhadap pendidik, anak didik, orang tua peserta didik dan masyarakat.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan paper ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengertian dan pentingnya evaluasi dalam sistem belajar mengajar
2. Ingin mengetahui objek, subjek, ragam, jenis dalam evaluasi
3. Ingin mengetahui pengasuh evaluasi terhadap pendidik, anak didik, orang tua, peserta didik dan masyarakat.
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode library research atau metode kepustakaan dimana seluruh data yang dipaparkan dalam paper ini berasal dari sumber-sumber bacaan yang ada hubungannya dengan karya tulis ini.
E. Sistematika Penulisan
Paper ini disusun atas 3 bab:
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan metode penelitian.
BAB II Pembahasan terdiri dari pengertian interaksi edukatif dari aspek evaluasi, objek dan subjek dalam evaluasi, ragam evaluasi, ragam alat evaluasi, jenis dan teknik evaluasi dan pengasuh evaluasi terhadap anak didik, pendidik orang tua didik dan masyarakat
BAB III Penutup, yang terdiri dari kesimpulan
A. Pengertian Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. (M.Chabib Thoha, 1996: 5-6).
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan asesement ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.
Tes THB (tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proeses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah evaluasi biasanya digunakana untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir dan Evaluasi Belajar tahap Akhir Nasional (EBTA dan EBTANAS). (Muhibbin Syah, 1996: 158-159).
Penegertian evaluasi ialah:
1. Merpakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat,
2. Kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral dari penddiikan sehingga arah dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan pendidikan/pengajaran.
3. Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan kriteria keberhasilan yaitu keberhasilan dari:
a. Belajar, mahasiswa
b. Mengajar dosen dan
c. Program pengajaran
4. Evaluasi merupakan suatu ters, maka evaluasi dilaksananakan sepanjang kegiatan program pendidikan.
5. Evaluasi bernialai positif, yaitu mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar mahasiswa, kemampuan mengajar dosen serta menyempurnakan program pengajaran.
6. Evaluasi merupakan alat (the means) bukan tujuan (the end), yang digunakan untuk menilai apakah proses perkembangan telah berjalan semestinya? Dan apakah tujuan pendidikan telah tercapai dengan program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
7. Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu sistem yaitu sistem pengajaran untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak. Evaluasi yang diteliti akan membawa pangajaran yang efektif. (slameto, 1997: 58).
B. Tujuan Dilaksanakannya Evaluasi
1. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produkutivitas serta efektivitas belajar siswa.
2. Memperoleh bahan feed back.
3. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru,
4. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program.
5. Mengetahhui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana mencari jalan keluarnya. (Slameto, 1998: 15).
C. Prosuder Evaluasi
Prosedur dalam mengadakan evaluasi dapat dibagi atas beberapa langkah atau beberapa step. Menurut Mochtar Buchari M, Ed, membagi Prosedur evaluasi atas enam langkah pokok.
1. Perencanaan ialah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program.
2. Perencanaan ialah menetapkan aspek-aspek yang harus dinilai
3. Perencanaan iaah menentukan metode evaluasi yang akan dipergunakan
4. Perencanaan ialah memilih atau menyususn alat-alat evaluasi yang akan di pergunakan.
5. Perencanaan ialah menentukan kriteria yang akan dipergunakan
6. Perencanaan ialah menetapkan frekuensi evaluasi.(Wayan Nurkancana, P.P.N. Sumartana, 1986: 8-9).
D. Mengapa Dalam Pendidikan Diperlukan Evaluasi
Ada tiga alasan utama mengapa dalam kegiatan pendidikan selalu meemrlukan evaluasi. Pertama, apabila dilihat dari pendekatan proses, kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan dalam segitaga sebagaimana dikemukakan oleh David McKay ang menggambarkan interaksi ketiga proses tersebut sebagai berikut:
Educational
Objectives
Learning Experiences Evaluation Prosedures
(Julian Stanley dan Kenneth D. Hopkins, 1978: 6)
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan interpendensi antara tujuan pendidikan, proses belajar-mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan akan mengarahkan bagaimana pelaksanaan proses belajar-mengajar yang seharusnya dilaksanan, sekaligus merupakan kerangka acuan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar.
Alasan kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional.
Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembamgaan, kegiatan pendidikan adalah merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controlling dan evaluating. Dua hal yang terakhir ini hampir merupakan titik lemah dalam manajemen tradisional yang menganggap bahwa fungsi control dan evaluasi pada setiap proses termasuk pendidikan, dianggap sebagai upaya mengurangi kebebasan dan kemerdekaan para pelaksana kegiatan tersebut. oleh karena itu berdasarkan tiga alasan utama tersebut di atas evaluasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, baik ditinjau dari segi profesionalisme tugas kependidikan, proses dan manajemen pendidikan itu sendiri mengharuskan adanya aktivitas evaluasi. (M. Chabib Thoha. 1996: 4).
E. Objek Evaluasi
Objek atau sasaran penelitian adalah segela sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi, maka obyek penilaian meliputi:
a. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:
1. kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/ sekolah/institusi, maka calom siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan.
2. kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku.
3. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejela gambaran kepribadian yang memancar keluar.
4. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli.dalam hal ini yang terkenal adalah tes bantuan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet- Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum dan sebagainya.
b. Transformasi
unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi obyek penilaian antara lain:
1) Kurikulum/materi
2) Metode dan cara penelitian
3) Sarana pendidikan/media
4) Sistem administrasi
5) Guru dan persoalan lainya
c. Output
Penelitian terhadap lulusan sesuatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
F. Subyek Evaluasi
Yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Contoh:
a. Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau penciptaan, maka sebagai subyek evaluasi adalah guru.
b. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala, maka sebagai sudyeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk
c. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandardisir, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi. (Suharsimi Arikunto, 1997: )
G. Ragam Evaluas
1. Pretest Dan Test
Kegiatan pre tes dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi tarap pengetahuan siswa mengenai bahan akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan sering tidak memperlakukan instrument tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tarap penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya singkat terbatas.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuan ialah memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi dignostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan)
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengatur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.
6. Ebta Dan Ebtanas
EBT (evaluasi belajar tahap akhir) dan EBTANAS (evaluasi belaja tahap Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, EBTA dan EBTANAS ini dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjeng SD dan MI (madrasah ibtidaiyah). Dan seterusnya. (Muhibbin Syah: 1996: 158-159).
H. Ragam Alat Evaluasi
1. Bentuk Obyektif
a. Tes benar salah
Tes ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja, baik dalam hal susun item-itemnya maupun dalam hal cara menjawabnya. Soal-soal dalam tes ini berbentuk pertanyaan pilihan hanya dua macam yakni benar dan salah.
b. Tes pilihan berganda
Iten-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat di jawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal
c. Tes pencocokan (menjodohkan)
Tes pencocokan (matching test) di susun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata, istilah atau kalimat yang diletakkan bersebelahan tugas siswa Dalam menjawab item-item soal ialah mencari pasangan yang selaras antara kalimat atau istilah yang ada pada daftar.
d. Tes isian
Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek yang ada pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu yang dikosongkan. Tugas siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut.
e. Tes Perlengkapan
Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaan terletak pada kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan sebagai isntrumen
2. Bentuk subyektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subyektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak dinilai dengan skor atau angka pasti, hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrument evaluasi mengambil bentuk essay examination. (Muhibbin Syah, 1999: 180-181).
I. Jenis-jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
Aspek-aspek yang dinilai: yang berkenaan dengan hasil kemajuan belajar murid, meliputi: pengetahuan, ketentraman,sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
Waktu pelaksanaan: setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif:
Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pelajaran dari suatu unit pendidikan.
Aspek-aspek yang dinilai ialah kemajuan belajar, meliputi: pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.
Waktu pelaksanaan: akhir catur wulan, semester, atau akhir tahun.
3. Evaluasi Placement ( penempatan)
Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditetapkan pada posisinya yang tepat.
Aspek-aspek yang dinilai: meliputi: keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan/pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
Waktu pelaksanaan: penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar-mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan mengikuti pendidikan di suatu tingkat tertantu.
4. Evaluasi diagnostik:
Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagimana usaha untuk memecahkannya.
Aspek-aspek yang dinilai: hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga lingkungan dan lain-lain.
Waktu pelaksanaan: dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan. (abu Ahmadi, Widodo Supriyono, 1991: 151-152).
J. Teknik-teknik Evaluasi
1. Teknik- teknik Tindak Lanjut Jangka Panjang
Teknik ini digunakan untuk menilai siswa yang telah lulus dan telah bekerja atau menempati pekerjaan tertantu.
2. Teknik Penelitian Perubahan Perilaku dalam Jangka Panjang
Ada tiga teknik yang dapat digunakan, yakni:
a. Observasi langsung terhadap si pelaku
b. Pengukuran tak langsung terhadap si pelaku
c. Pengukuran dengan bantuan oaring lain
3. Teknik Pengukuran dalam Kontek Latihan (training)
a. teknik pengukuran langsung dengan sistem evaluasi kemampuan bekerja (job performance) berdasarkan laporan dari para supervisor.
b. Pengukuran dampak secara tidak langsung mengukur perubahan-perubahan dalam aspek produktivitas, tingkat kekeliruan, kecepatan atau kualitas kerja.
c. Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua, dengan mewawancarai si pelaku, kuesioner, catatan harian si pelaku sendiri, wawancara dengan atasannya.
d. Teknik mengukur reaksi-reaksi dalam jangka panjang observasi langsung terhadap sikapnya terhadap pekerjaan.
4. Teknik pengukuran dalam kontek pendidikan
a. Teknik pengukuran langsung dalam hal ini ada pekerjaan dan laporan secara formal. Caranya diambil sample dari siswa dan diamati serta dibuat catatan harian.
b. Pengukuran dampak secara tidak langsung mengatur perubahan-perubahan dalam standar hidup, kualitas kehidupan, kesadaran sosial, partisipasi dalam kegiatan pemerintahan/pembangunan
c. Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
d. Observasi langsung tentang usaha-usaha pendidikan lanjutan. (Oemar Hamalik, 1990, 269-217).
K. Pengaruh Evaluasi Terhadap Belajar
1. Fungsi evaluasi bagi pendidik
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
b. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya
2. Fungsi evaluasi bagi peserta didik
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
a. Mengetahui kemampuandan hasil belajar
b. Memperbaiki cara belajar, dan
c. Menumbuhkan motivasi dalam belajar
Bagi sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi:
a. Mengukur mutu hasil pendidikan
b. Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah
c. Membuat keputusan kepada peserta didik, dan
d. Mengadakan perbaikan kurikulum
3. Fungsi evaluasi bagi orang tua peserta didik
Bagi orang tua peserta didik, fungsi evaluasi pendidikan adalah untuk:
a. Mengetahui hasil belajar anaknya:
b. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar, dan
c. Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya.
4. Fungsi evaluasi bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidik
Pemakai jasa pendidikan, adalah untuk:
a. Mengetahui kemajuan sekolah
b. Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut, dan
c. Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan (M.Chobib Thoha, 1996: 7).
5. Memberikan petunnjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Evaluasi yaitu proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai
Evaluasi juga mengetahui tarap kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
Fungsi Evaluasi dalam pendidikan
a. Untuk mengetahui tarap kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu
b. Untuk mengetahui jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan
c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahasa yang baru atau tidak
d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dinaikan kedalam kelas yang lebih tinggi atau tidak
f. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum
g. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah matang untuk dilepaskan kedalam masyarakat
h. Untuk mengadakan seleksi, untuk mendapatkan calon yang paling cocok untuk suatu jabatan atau suatu pendidikan tertentu.
i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang di gunakan dalam lapangan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah kearah perbaiklan, evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Singkatnya evaluasi telah diterima secara luas dalam pendidikan dan bidang-bidang lainnya yang relevan.
Paper ini membicarakan tentang pemahaman interaksi edukatif dari aspek evaluasi dan pengaruhnya terhadap pendidikan dan lebih dalam lagi membahas tentang pengertian evaluasi dan pembagian-pembagiannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah dalam rumusan masalah ini meliputi:
- Memahami pengertian evaluasi dalam belajar.
- Mengetahui objek dan subjek evaluasi
- Mengetahui ragam evaluasi dan ragam alat evaluasi
- Mengetahui jenis dan teknik dalam evaluasi belajar
- Memahami pengaruh evaluasi terhadap pendidik, anak didik, orang tua peserta didik dan masyarakat.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan paper ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengertian dan pentingnya evaluasi dalam sistem belajar mengajar
2. Ingin mengetahui objek, subjek, ragam, jenis dalam evaluasi
3. Ingin mengetahui pengasuh evaluasi terhadap pendidik, anak didik, orang tua, peserta didik dan masyarakat.
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode library research atau metode kepustakaan dimana seluruh data yang dipaparkan dalam paper ini berasal dari sumber-sumber bacaan yang ada hubungannya dengan karya tulis ini.
E. Sistematika Penulisan
Paper ini disusun atas 3 bab:
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan metode penelitian.
BAB II Pembahasan terdiri dari pengertian interaksi edukatif dari aspek evaluasi, objek dan subjek dalam evaluasi, ragam evaluasi, ragam alat evaluasi, jenis dan teknik evaluasi dan pengasuh evaluasi terhadap anak didik, pendidik orang tua didik dan masyarakat
BAB III Penutup, yang terdiri dari kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. (M.Chabib Thoha, 1996: 5-6).
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan asesement ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih masyhur dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.
Tes THB (tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar) adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proeses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah evaluasi biasanya digunakana untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar Tahap Akhir dan Evaluasi Belajar tahap Akhir Nasional (EBTA dan EBTANAS). (Muhibbin Syah, 1996: 158-159).
Penegertian evaluasi ialah:
1. Merpakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat,
2. Kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral dari penddiikan sehingga arah dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan pendidikan/pengajaran.
3. Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan kriteria keberhasilan yaitu keberhasilan dari:
a. Belajar, mahasiswa
b. Mengajar dosen dan
c. Program pengajaran
4. Evaluasi merupakan suatu ters, maka evaluasi dilaksananakan sepanjang kegiatan program pendidikan.
5. Evaluasi bernialai positif, yaitu mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar mahasiswa, kemampuan mengajar dosen serta menyempurnakan program pengajaran.
6. Evaluasi merupakan alat (the means) bukan tujuan (the end), yang digunakan untuk menilai apakah proses perkembangan telah berjalan semestinya? Dan apakah tujuan pendidikan telah tercapai dengan program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.
7. Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu sistem yaitu sistem pengajaran untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak. Evaluasi yang diteliti akan membawa pangajaran yang efektif. (slameto, 1997: 58).
B. Tujuan Dilaksanakannya Evaluasi
1. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produkutivitas serta efektivitas belajar siswa.
2. Memperoleh bahan feed back.
3. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru,
4. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program.
5. Mengetahhui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana mencari jalan keluarnya. (Slameto, 1998: 15).
C. Prosuder Evaluasi
Prosedur dalam mengadakan evaluasi dapat dibagi atas beberapa langkah atau beberapa step. Menurut Mochtar Buchari M, Ed, membagi Prosedur evaluasi atas enam langkah pokok.
1. Perencanaan ialah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program.
2. Perencanaan ialah menetapkan aspek-aspek yang harus dinilai
3. Perencanaan iaah menentukan metode evaluasi yang akan dipergunakan
4. Perencanaan ialah memilih atau menyususn alat-alat evaluasi yang akan di pergunakan.
5. Perencanaan ialah menentukan kriteria yang akan dipergunakan
6. Perencanaan ialah menetapkan frekuensi evaluasi.(Wayan Nurkancana, P.P.N. Sumartana, 1986: 8-9).
D. Mengapa Dalam Pendidikan Diperlukan Evaluasi
Ada tiga alasan utama mengapa dalam kegiatan pendidikan selalu meemrlukan evaluasi. Pertama, apabila dilihat dari pendekatan proses, kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan dalam segitaga sebagaimana dikemukakan oleh David McKay ang menggambarkan interaksi ketiga proses tersebut sebagai berikut:
Educational
Objectives
Learning Experiences Evaluation Prosedures
(Julian Stanley dan Kenneth D. Hopkins, 1978: 6)
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan interpendensi antara tujuan pendidikan, proses belajar-mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan akan mengarahkan bagaimana pelaksanaan proses belajar-mengajar yang seharusnya dilaksanan, sekaligus merupakan kerangka acuan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar.
Alasan kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional.
Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembamgaan, kegiatan pendidikan adalah merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controlling dan evaluating. Dua hal yang terakhir ini hampir merupakan titik lemah dalam manajemen tradisional yang menganggap bahwa fungsi control dan evaluasi pada setiap proses termasuk pendidikan, dianggap sebagai upaya mengurangi kebebasan dan kemerdekaan para pelaksana kegiatan tersebut. oleh karena itu berdasarkan tiga alasan utama tersebut di atas evaluasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, baik ditinjau dari segi profesionalisme tugas kependidikan, proses dan manajemen pendidikan itu sendiri mengharuskan adanya aktivitas evaluasi. (M. Chabib Thoha. 1996: 4).
E. Objek Evaluasi
Objek atau sasaran penelitian adalah segela sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi, maka obyek penilaian meliputi:
a. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:
1. kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/ sekolah/institusi, maka calom siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan.
2. kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku.
3. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejela gambaran kepribadian yang memancar keluar.
4. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli.dalam hal ini yang terkenal adalah tes bantuan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet- Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum dan sebagainya.
b. Transformasi
unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi obyek penilaian antara lain:
1) Kurikulum/materi
2) Metode dan cara penelitian
3) Sarana pendidikan/media
4) Sistem administrasi
5) Guru dan persoalan lainya
c. Output
Penelitian terhadap lulusan sesuatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
F. Subyek Evaluasi
Yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Contoh:
a. Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau penciptaan, maka sebagai subyek evaluasi adalah guru.
b. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala, maka sebagai sudyeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk
c. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandardisir, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi. (Suharsimi Arikunto, 1997: )
G. Ragam Evaluas
1. Pretest Dan Test
Kegiatan pre tes dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi tarap pengetahuan siswa mengenai bahan akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan sering tidak memperlakukan instrument tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tarap penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya singkat terbatas.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuan ialah memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi dignostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan)
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengatur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.
6. Ebta Dan Ebtanas
EBT (evaluasi belajar tahap akhir) dan EBTANAS (evaluasi belaja tahap Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, EBTA dan EBTANAS ini dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjeng SD dan MI (madrasah ibtidaiyah). Dan seterusnya. (Muhibbin Syah: 1996: 158-159).
H. Ragam Alat Evaluasi
1. Bentuk Obyektif
a. Tes benar salah
Tes ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja, baik dalam hal susun item-itemnya maupun dalam hal cara menjawabnya. Soal-soal dalam tes ini berbentuk pertanyaan pilihan hanya dua macam yakni benar dan salah.
b. Tes pilihan berganda
Iten-item dalam tes pilihan berganda biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat di jawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal
c. Tes pencocokan (menjodohkan)
Tes pencocokan (matching test) di susun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata, istilah atau kalimat yang diletakkan bersebelahan tugas siswa Dalam menjawab item-item soal ialah mencari pasangan yang selaras antara kalimat atau istilah yang ada pada daftar.
d. Tes isian
Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek yang ada pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu yang dikosongkan. Tugas siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut.
e. Tes Perlengkapan
Cara menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes isian. Perbedaan terletak pada kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan sebagai isntrumen
2. Bentuk subyektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subyektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak dinilai dengan skor atau angka pasti, hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Instrument evaluasi mengambil bentuk essay examination. (Muhibbin Syah, 1999: 180-181).
I. Jenis-jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
Aspek-aspek yang dinilai: yang berkenaan dengan hasil kemajuan belajar murid, meliputi: pengetahuan, ketentraman,sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
Waktu pelaksanaan: setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
2. Evaluasi Sumatif:
Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pelajaran dari suatu unit pendidikan.
Aspek-aspek yang dinilai ialah kemajuan belajar, meliputi: pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.
Waktu pelaksanaan: akhir catur wulan, semester, atau akhir tahun.
3. Evaluasi Placement ( penempatan)
Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditetapkan pada posisinya yang tepat.
Aspek-aspek yang dinilai: meliputi: keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan/pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain-lain aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
Waktu pelaksanaan: penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar-mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan mengikuti pendidikan di suatu tingkat tertantu.
4. Evaluasi diagnostik:
Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagimana usaha untuk memecahkannya.
Aspek-aspek yang dinilai: hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga lingkungan dan lain-lain.
Waktu pelaksanaan: dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan. (abu Ahmadi, Widodo Supriyono, 1991: 151-152).
J. Teknik-teknik Evaluasi
1. Teknik- teknik Tindak Lanjut Jangka Panjang
Teknik ini digunakan untuk menilai siswa yang telah lulus dan telah bekerja atau menempati pekerjaan tertantu.
2. Teknik Penelitian Perubahan Perilaku dalam Jangka Panjang
Ada tiga teknik yang dapat digunakan, yakni:
a. Observasi langsung terhadap si pelaku
b. Pengukuran tak langsung terhadap si pelaku
c. Pengukuran dengan bantuan oaring lain
3. Teknik Pengukuran dalam Kontek Latihan (training)
a. teknik pengukuran langsung dengan sistem evaluasi kemampuan bekerja (job performance) berdasarkan laporan dari para supervisor.
b. Pengukuran dampak secara tidak langsung mengukur perubahan-perubahan dalam aspek produktivitas, tingkat kekeliruan, kecepatan atau kualitas kerja.
c. Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua, dengan mewawancarai si pelaku, kuesioner, catatan harian si pelaku sendiri, wawancara dengan atasannya.
d. Teknik mengukur reaksi-reaksi dalam jangka panjang observasi langsung terhadap sikapnya terhadap pekerjaan.
4. Teknik pengukuran dalam kontek pendidikan
a. Teknik pengukuran langsung dalam hal ini ada pekerjaan dan laporan secara formal. Caranya diambil sample dari siswa dan diamati serta dibuat catatan harian.
b. Pengukuran dampak secara tidak langsung mengatur perubahan-perubahan dalam standar hidup, kualitas kehidupan, kesadaran sosial, partisipasi dalam kegiatan pemerintahan/pembangunan
c. Pengukuran berdasarkan informasi pihak kedua
d. Observasi langsung tentang usaha-usaha pendidikan lanjutan. (Oemar Hamalik, 1990, 269-217).
K. Pengaruh Evaluasi Terhadap Belajar
1. Fungsi evaluasi bagi pendidik
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
b. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya
2. Fungsi evaluasi bagi peserta didik
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan berfungsi:
a. Mengetahui kemampuandan hasil belajar
b. Memperbaiki cara belajar, dan
c. Menumbuhkan motivasi dalam belajar
Bagi sekolah, evaluasi pendidikan berfungsi:
a. Mengukur mutu hasil pendidikan
b. Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah
c. Membuat keputusan kepada peserta didik, dan
d. Mengadakan perbaikan kurikulum
3. Fungsi evaluasi bagi orang tua peserta didik
Bagi orang tua peserta didik, fungsi evaluasi pendidikan adalah untuk:
a. Mengetahui hasil belajar anaknya:
b. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar, dan
c. Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya.
4. Fungsi evaluasi bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidik
Pemakai jasa pendidikan, adalah untuk:
a. Mengetahui kemajuan sekolah
b. Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut, dan
c. Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan (M.Chobib Thoha, 1996: 7).
5. Memberikan petunnjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
BAB III
PENUTUP
SimpulanPENUTUP
Evaluasi yaitu proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai
Evaluasi juga mengetahui tarap kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.
Fungsi Evaluasi dalam pendidikan
a. Untuk mengetahui tarap kesiapan daripada anak-anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu
b. Untuk mengetahui jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan
c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahasa yang baru atau tidak
d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam bimbingan tentang jenis pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dinaikan kedalam kelas yang lebih tinggi atau tidak
f. Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum
g. Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah matang untuk dilepaskan kedalam masyarakat
h. Untuk mengadakan seleksi, untuk mendapatkan calon yang paling cocok untuk suatu jabatan atau suatu pendidikan tertentu.
i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang di gunakan dalam lapangan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Pendidikan
Arikunto, Suhasimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Nurkancana, Wayan, Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 1998, Pengatar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Syah, Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar, Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu.
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Thoha, M, Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, (SKS), Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suhasimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 1990. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung, Citra Aditya Bakti.
Nurkancana, Wayan, Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 1998, Pengatar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Syah, Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar, Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu.
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Thoha, M, Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, (SKS), Jakarta: Bumi Aksara.
1 comments:
syukron atas makalahnya, moga bermanfaat...
Post a Comment