INFEKSI SALURAN KEMIH

Monday, November 3, 2008

INFEKSI SALURAN KEMIH

I. Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi

ISK adalah keadaan bertambah dan berkembangbiaknnya kuman di dalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna.

B. Etiologi

- Bakteri E. Coli

- Proteus, Staphylococ dan pesudomonas

Faktor-faktor Predisposisi:

- Obstruksi aliran kemih

- Jenis kelamin

- Umur

- Peralatan kedokteran

- Kandung kemih Neurogenik

- Penyakit ginjal

- Penyakit metabolik

ISK dapat dibagi menjadi sistitis dan pielonefritis. Sistitis adalah infeksi kandung kemih sedangkan pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis dapat bersifat akut atau kronik.

C. Manifestasi Klinis

Disuria, frekuensi miksi yang bertambah, dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih. Sebagian pasien mengeluh bau yang tidak menyenangkan, keruh dan mungkin hematuria. Bila mengenai saluran kemih atas, mungkin terdapat gejala-gejala pielonefritis akut seperti demam, mual, dan neyeri pada ginjal. Namun pasien dengan infeksi ginjal, mungkin hanya menunjukkan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala. Pada sistitis biasanya memperlihatkan gejala disuria, peningkatan frekuensi berkemih, perasaan ingin berkemih, adanya sel-sel darah putih dalam urin, nyeri punggung bawah atau suprapubik dan demam.

D. Patofisiologi

Sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada wanita jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkelahi di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria, setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat, seperti kateter, terutama pada golongan usia lanjut.

Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang pendek, masuknya kuman dalam hubungan seksual, dan mungkin perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Pada beberapa wanita, frekuensi berkemih yang jarang juga memeliki peran.

Seharusnya bakteri yang masuk dibersihkan oleh mekanisme pertahanan tubuh, namun terdapatnya kelainan anatomi dapat menganggu mekanisme ini sehingga terjadi stasis urin. Pada wanita kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks, nefropati analgesik, batu, dan kehamilan. Pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostat, sedangkan pada anak-anak karena kelainan kongenitol

- Pemeriksaan kultur dan sanitivitas

- Sistoskopi, sistografi (sitogram)

- Biakan dan uji kepekaan mikro organisme dalam urin untuk indentifikasi dan pengobatan.

E. Komplikasi

- Pembentukan abses atau perirenal

- Gagal ginjal

F. Penatalaksanaan

- Terapi antibiotik, dengan urinalisis berulang setelah pemberian obat.

- Wanita dan gadis dianjurkan untuk sering dan pergi buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas mikrogonisme yang mungkin merayat naik ke uretra.

II. Konsep Asuhan Keperawatan

  1. Pengkajian
  1. Identitas

Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

  1. Riwayat penyakit

a. Keluhan utama

Nyeri punggung bawah dan disuria

b. Riwayat penyakit sekarang

Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga menyebabnkan infeksi

c. Riwayat penyakit dahulu

Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

d. Riwayat penyakit keluarga

ISK bukanlah penyakit keturunan

  1. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Kurangnya pengetahuan kx tetnang pencegahan

b. Pola instirahat dan tidur

Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena gelisah dan nyeri.

c. Pola eminasi

Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing

d. Pola aktivitas

Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang

  1. Pemeriksaan fisik

- Tanda-tanda vital

TD : normal / meningkat

Nadi : normal / meningkat

Respirasi : normal / meningkat

Temperotur : meningkat

- Data fokus

Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh

Palpasi : Suhu tubuh me

Perkusi : Resona

Auskultasi :

  1. Analisa Data

No

Data

Etiologi

Masalah

1

2

3

4

DS:

DO:

DS:

DO:

DS:

DO:

DS:

DO:

Kx mengatakan badannya panas.

- suhu tubuh me > 37.5°C

- mata merah dan berair

Kx mengatakan nyeri pada daerah suprapublik

- Disuria

- Frekuensi miksi b (+)

- Skala nyeri 1-5

-

- Lemah, lesu

- Kx lebih sering berbaring ditempat tidur

- Kebutuhan kx dibantu oleh orang lain / keluarga.

Kx mengatakan urinnya berbau

- Dusiria

- Frekuensi miksi b(+)

- Urin keruh

- Hematuria

Perubahan regulasi suhu tubuh

Proses peradangan

Kelemahan umum

Perubahan kapasitas kandung kemih

Hipertermi

Nyeri

Intoleransi aktivitas

Perubahan eliminasi urin






  1. Prioritas Masalah
  1. Hipertermi b/d perubahan regulasi suhu tubuh ditandai dengan badan teraba panas, mata merah dan berair, suhu tubuh me, dan leokositosis s/t infeksi kandung kemih.
  2. Nyeri b/d proses peradangan ditandai dengan kx mengatakan nyeri pada daerah siprapubik dan merasa sakit saat BAK, disuria, frekuensi miksi b (+), skala nyeri 1-5 s/t infeksi kandung kemih.
  3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum ditandai dengan lemah, lesu, kx lebih sering berbaring di tempat tidur, kebutuhan kx dibantu oleh orang lain s/t nyeri
  4. Perubahan eliminasi urin b/d perubahan kapasitas kandung kemih ditandai dengan disuria, frekuensi miksi b (+), urin berbau, keruh dan hematuria.
  1. Rencana Keperawatan

No

DX

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

2

3

4

1

2

3

4

Setelah dilakukan intervensi diharapkan suhu tubuh kx dalam keadaan normal, mata kx tidak merah dan berair lagi.

Nyeri teratasi d/k:

- Kx mengatakan tidak sakit lagi pada daerah suprapubik dan tidak sakit lagi saat BAK.

- Skala nyeri 0

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam jangka waktu 3 x 24 jam, kx dapat berpartisipasi pada aktivitas dengan kriteria hasil:

- Tidak mengalami kelemahan dalam melakukan aktivitas

- Dapat memenuhi kebutuhan perawatan sendiri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan kx dapat mempertahankan keseimbangan masukan / pengeluaran dengan urin jernih dan bebas dari bau.

1. Pantau suhu kx (derajat dan pola).

2. Pantau suhu lingkungan, batasai / tambahkan selimut tidur sesuai indikasi

3. berikan kompres mandi hangat

4. kolaborasi dalam pemberian antipiretik

1. Kaji TTV

2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

3. Kolaborasi dalam pemberian analgetik

4. berikan informasi yang akurat untuk meneruskan kesalahan konsep pada keluarga, missal ragu-ragu tentang nyeri.

1. lakukan pendekatan dengan px dan keluarga

2. Kaji kemampuan kx dalam beraktivitas

3. letakkan alat-alat keperluan kx di dekat kx

4. batasi aktivitas yang dapat memperberat keadaan kx

1. Kaji pola berkemih seperti frekuensi dengan jumlahnya serta catat, berat jenis urin.

2. Anjurkan kx untuk memperbanyak minum

1. suhu 38,2 – 41,7°c menunjukkan proses penyakit.

2. Untuk mempertahan kan suhu mendekati normal

3. Dapat membantu mengurangi demam

4. Untuk mengurangi demam dengan aksistentral pada hipotalamus

1. Untuk melakukan tindakan selanjutnya.

2. Dapat mengalikah perhatian kx terhadap nyeri

3. Untuk mengurangi atau menghilang rasa nyeri

4. memudahkan kx dan keluarga untuk menghindarkan nyeri.

1. Dapat membina hubungan saling percaya sebagai dapat askep.

2. Dapat mengetahui btas kemampuan kx dalam beraktivitas

3. Mempermudah kx dalam beraktivitas memenuhi kebutuhannya

4. Me (-)I penggunaan energi yang digunakan

1. Mengidentifikasi fungsi kandung kemih

2. Membantu mempertahan kan fungsi ginjal dan mencegah infeksi.

0 comments: